Wednesday, July 13, 2005

Setangkai untukmu...............

Lucu ya.............

lucu ya, uang 20.000 rupiah, akan keliatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal mesjid, tapi begitu kecil bila dibawa ke supermarket.

lucu ya, 45 menit terasa terlalu lama untuk berzikir, tapi betapa pendeknya waktu itu untuk pertandingan sepak bola.

lucu ya, betapa lamanya 2 jam berada di mesjid, tapi betapa cepatnya 2 jam berada berlalu saat menikmati pemutaran film di bioskop.

lucu ya, susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa atau shalat, tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman.

lucu ya, betapa serunya perpanjangan waktu di pertandingan sepakbola favorit kita, tapi betapa bosannya bila imam sholat Tarawih bulan Ramadhan kelamaan bacaannya.

lucu ya, susah banget baca Al-Quran 1 jus saja, tapi novel bestseller 100 halaman habis dilalap.

lucu ya, orang2 pada berebut paling depan untuk nonton bola atau consert dan berebut cari saf paling belakang bila sholat Jumat, agar bisa cepat keluar.

lucu ya, kita perlu undangan pengajian 3-4 minggu sebelumnya agar bisa disisipkan di agendakita, tapi untuk acara lain jadwal kita gampang diubah seketika.

lucu ya, susahnya orang mengajak partisipasi untuk dakwah, tapi mudahnya orang berpartisipasi menyebar gosip.

********

JAUH.................


Musim salju datang di impianku
Mengingatkanku akan moment itu, sahabatku
Saat kau ucapkan janji persahabatan
Dengan anggukan kepalamu

Semua katamu....
Bagai salju lembut sentuh wajahku
Menyejukkan qalbuku
Berbekas dibenakku kenanganmu

Saat kusadari semua,
Tak terasa
Sudah begitu jauh perjalananku dalam pencarian
Hingga kutak tahu lagi
Apa yang kutinggal di belakang.

Jauh, jauh, jauh....
Mataku memandang, tapi sosokmu,
Hilang dalam sel kelabu memoriku
Hingga kristal bening air mataku
Jatuh untukmu sahabatku.

Tapi.....
Wasiat yang kau ajarkan padaku tentang hidup,
Tentang cinta, tentang persahabatan,
Tentang kehidupan abadi,
Tentang Islam
Takkan pernah alpa.
Walau kau jauh,
Jauh dari mataku, jauh dari jasadku.

*****

Refleksi kisah shabirin atas kisahmu

saudaraku.....
izinkan kutuliskan sedikit tentang hikmah yang kurasakan dan biarkan aku membaginya bersamamu.
Aku mulai yach.....
saudaraku..
siapapun, yang namanya manusia pasti lemah, pasti pernah meneteskan air matanya, setegar apapun ia, setangguh apapun pribadinya. karena iti orang2 yang mengaku beriman kepada allah, begitu menyadari keadaan ini dan karenanya kepada allah saja mereka menggantungkan harap, memupuk asa, dengan cemas, hingga tangannya pun diangkatnya sesudah sujud untuk sebuah pengharapan. itulah bentuk dari penampakan iman mereka.
saudaraku......
meskipun orang-orang seperti mereka selalu terluka atas fitnah dunia, dizolimi, disakiti, dikecewakan, dilukai, tapi.., mereka adalah golongan yang tak pernah berputus asa akan rahmat Allah SWT, mereka jalani hidup di dunia ini bagai seorang musafir yang hanya singgah berteduh di bayang dunia untuk melanjutkan perjalanan yang panjang dan abadi yang slalu mereka nantikan di akhirat.
saudaraku......
rindukah dirimu untuk jadi bagian dari golongan itu???
waktu demi waktu kita coba lalui dengan kerapuhan seorang manusia biasa, hingga hati ini pun lelah dan tidak bisa lagi mencari yang lain, tempat untuk bergantung, mengeluh, mengadukan semua beban di dada yang sempit ini, yang hanya dengan kuasaNya menjadi lapang. jika engkau rindu, maka aku pun begitu, hingga langkah kaki kita seirama.
saudaraku......
dunia ini adalah ladang yang setiap orang mengelolahnya dengan cara mereka sendiri, meskipundi dalam benak, mereka sepakat bahwa ladang yang digarap bisa berhasil kalau mereka mengolahnyadengan ketekunan dan kesabaran yang tinggi. Begitu pun dunia ini, setiap orang akan diuji oleh Allah dengan kadar ujian yang berbeda2, dan setiap orang akan di beri ujian sesuai kesanggupannya masing2.
saudaraku...............
jika lelah menjalari diri atas ujian membuat kita menyerah dan lari, sesungguhnya secara tidak langsung kita telah menuduh Allah zolim. Karena kita merasa tidak sanggup, sementara Allah tidak mungkin membebani hambaNya di luar kesanggupannya. Bukankah itu penawar jiwa yang manjur untuk membuat kita tegar, lapang dada, dan slalu optimis.
saudaraku.........
memang teori tidaklah semudah prakteknya. Sebagaimana tidak mudahnya bertahan dalam situasi di mana jiwa kita tertekan terus-menerus hingga ingin rasanya mencari dunia lain untuk menyelamatkan diri yang sekarat. Atau tidak mudahnya mesti berpisah dari orang2 yang kita cintai karena mempertahankan keyakinan yang bersemayam di qalbu.
tapi..........
bukankah ada tempat berkeluh, Dialah Allah yang Maha Mendengar. Bukankah ada Rasulullah untuk mencari tauladan, bukankah ada para sahabat, orang2 yang dijamin masuk surga, untuk bercermin. Bercermin untuk ketegaran mereka, kesabaran mereka dalam menempuh cobaan, keimanan yang tinggi, kezuhudan mereka akan dunia. Dan semua contoh akan keikhlasan dan kelurusan mereka dalam beragama dan juga ada saudara2-mu yang slalu siap membantu.........
saudaraku..........
Allah SWT dalam firmanNya mengatakan bahwa Ia yang Maha Kuasa memiliki 100 rahmat, satu rahmat itu diturunkannya ke bumi, sehingga engkau lihat manusia saling berkasih sayang, binatang tidak memangsa anaknya sendiri dan mereka pun saling berkasih sayang di antaranya. Subhanallah.
Itu hanyalah satu rahmat, sudah membuat dunia ini dipenuhi kasih, sementara rahmat yang 99 ditangguhkan olehNya, rahmat itu akan diberikan kepada orang2 yang beriman kelakdi akhirat. Allahu Akbar.
saudaraku.........
akal secerdas apapun tidak bisa menjangkau rahasia dari keberkatan 99 rahmat Allah itu. Tak pernah terlintas di benak seorang manusia pun & itu tak mungkin kita dapatkan kalau di dunia kita tidak 'berjuang' untuk menjadi satu dari sekian puluh, ribu, juta, atau mungkin milyar manusia di antaranya.
saudaraku..........
masih ingatkah engkau akan kisah Isra & Mi'raj yang dialami oleh Rasulullah, ditahun kesebelas kenabiannya setelah sebelumnya Rasulullah ditimpa berbagai macam ujian yang membuat beliau sangat sediah, meski tidak berputus asa. Kurang lebih 3 tahun beliau & keluarganya Bani Hasyim diboikot di sebuah lembah, tidak boleh berinteraksi dengan masyarakat, susah makan,.........,setelah masa itu berlalu, beberapa saat setelahnya Abu Thalib, paman Rasulullah yang sangat dicintainya meninggal dunia. Selang beberapa hari.....Khadijah-istri sekaligus pelipur hati Rasulullah-pun meninggal. Rasulullah di masa2 penuh kesedihan itu melakukan perjalanan ke Thaif untuk meminta perlindungan. Tapi apa yang beliau dapatkan, di Thaif, beliau dilempar, dilecehkan, dan diusir ke luar kota. Beliau tetap bersabar. Saat itulah, Allah dengan segala kuasaNya memperjalankan Rasulullah dari masjidil Harom ke masjidil Aqsa, lalu beliau naik ke sidratul muntaha. Beliau dari masjidil Harom ternyata melewati beberapa daerah, mis; Yastrib(Madinah), Thur Sina, dll.... yang ternyata menjadi wilayah diterapkannya Islam secara kaffah. Untuk menunjukkan sebagian dari tanda2 kekuasaanNya dan untuk menghibur hati Rasulullah.
saudaraku..........
setelah peristiwa itu berlalu...Rasulullah kemudian menceritakan kepada kaum muslimin. Orang2 yang beriman bertambah kuat keyakinanya, tapi ternyata ada sebagian dari mereka yang murtad. Karena akal mereka tidak bisa menerima bagaiman mungkin Rasulullah bisa diperjalankan ke sidratul muntaha hanya dalam waktu satu malam saja. Murtadlah mereka, menyedihkan. Na'udzubillah.
Padahal saat itu Rasulullah masih berada di tengah2 mereka. Bisa tidak kamu bayangkan?
kita yang hidup ratusan tahun setelah wafatnya Rasulullah percaya dengan penuh keyakinan bahwa peristiwa itu benar2 terjadi, karena bukankah itu mudah saja bagi Allah. Tapi mereka tidak percaya padahal kebenaran itu keluar dari perkataan Rasulullah yang ma'sum sendiri. Tapi masiiiiiiiiiiih saja tidak yakin.
saudaraku........
di sinilah hikmahnya, bahwa persoalan keyakinan dan degradasi keyakinan itu terjadi setiap waktu. Tidak seorangpun bisa menjamin dirinya, apakah saat ia berada dengan orang2 sholeh atau tidak. Yang penting adalah bagaimana keyakinan kepada Allah dan RasulNya itu dipupuknya sehingga mendarah daging dalam dirinya. Hingga apapun perkataan Rasulullah, walau diucapkan beliau satu juta tahun yang lalu dari kehidupannya-tetap dan akan selalu diyakininya. Kapanpun...
Saudaraku.............
kalau kita mau merefleksikan keyakinan yang kuat seperti itu dalam kehidupan kita hari ini. Ketika kita mengajak saudara2 kita untuk berislam secara kaffah dalam bingkai Daulah Khilafah dengan penuh keyakinan, apa yang mereka katakan? itu utopis, tidak mungkin.
Yang lebih menyedihkan lagi dari moment ini adalah adanya para 'ulama' yang justru mau memuntahkan ide tersebut. Padahal Rasulullah sendiri sudah bersabda bahwa tidak akan terjadi hari kiamat sampai tegaknya daulah, serta hadist lain yang menguatkan. Tapi mereka masih saja tidak percaya, seperti orang2 yang diberitahu tentang peristiwa isra-mi'raj, padahal Rasul masih bersama mereka. Sedang kita, begitu mempercayai/meyakini akan datang masa itu. Dimana keimanan mereka pergi? siapa lagi yang lebih dipercaya selain Rasulullah. Begitupun kita, sebagai pengemban dakwah+muslim. Kita musti yakin dengan semua perkataan Rasulullah. Ketika kita didera berbagai ujian, kita tetap bersabar karena kita yakin bahwa Allah akan menolong kita. Bersalawat dan mengikuti sunnah Rasul dengan keyakinan dan harapan mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak. Itulah kunci keikhlasan dan kesabaran seorang muslim sejati, yaitu keyakinan dan harapan bahwa di hari akhirat kelak Allah ridho terhadapnya, hingga dimasukkan ke dalam surga yang kenikmatannya tidak tertandingi dan terbayangkan oleh akal manusia yang terbatas.
saudaraku......
sungguh kisah dari orang2 terdahulu itu adalah pelajaran yang sangat berharga, agar kita bisa menghindarinya kalau itu buruk. Bukankah nikmat yang diberikan Allah sudah cukup untuk menjadi bekal kita melewati hari demi hari di dunia ini. Wahyu, akal, iman, adalah rahmat dan nikmat yang tiada taranya. Jika pemahaman ini mendalam dalam diri seorang muslim, maka, dalam keadaan apapun ia selalu menjadi hamba yang bersyukur. Jika dalam ukuran kemanusiaannya ia mendapatkan nikmat ia mengucapkan hamdallah dan jika diuji ia tetap tak berputus asa. Karena yakin bahwa hanya orang2 berimanlah yang diuji. Kalau tidak beriman, apanya yang mau diuji?. Sebab hanya dua pilihan; surga atau neraka.
saudaraku...
masih ingatkah engkau akan perkataan seorang ulama 'Aidh Al-Qarni ketika ia berada dalam penjara dan terserang rasa sedih yang sangat. Ia berkata pada dirinya sendiri: "Bukankah engkau adalah penulis Laa Tahzan. Lalu mengapa engkau bersedih?". Lalu hilanglah rasa sedih dari hatinya. Jika Aidh Al-Qarni berkata seperti itu, maka katakanlah pada dirimu sendiri : "Bukankah aku adalah pembaca Laa Tahzan, aku memiliki bukunya. Lalu mengapa aku mesti bersedih?, sedang didalamnya ada begitu banyak hikmah, pelajaran, dan motivasi untuk optimis dan tidak berputus asa bagi orang beriman."
selanjutnya......
pujilah Allah, bertasbihlah, bertahlillah, bertahmidlah untukNya, niscaya ketenangan dan kedamaian itu kan menjalari dan memenuhi qalbumu, hingga engkau lihat dunia ini begitu kecil. Dialah yang Maha Besar.
Setelah itu....
niscaya engkau kan tersenyum, sesungging senyum yang hanya bisa dipahami oleh dirimu sebagai seorang hamba dan Ia-Sang Penguasa Manusia.